Meteor jatuh: Seberapa besar ukuran meteor yang melintasi Cirebon dan jatuh di Laut Jawa? – BBC News Indonesia

Berikut adalah revisi artikel tersebut dalam bahasa Indonesia yang lebih natural, panjang, dan SEO-friendly, dengan fokus pada peningkatan keterbacaan dan relevansi:

**Dentuman Misterius dan Getaran Dahsyat di Kuningan dan Cirebon: Apa yang Terjadi Saat Meteor Melintasi Langit?**

**Kuningan dan Cirebon, Jawa Barat –** Pada Minggu malam (5 Oktober), warga di wilayah Kuningan dan Cirebon dikejutkan oleh serangkaian dentuman keras dan getaran yang signifikan. Kejadian ini memicu berbagai spekulasi, mulai dari gempa bumi hingga fenomena alam yang lebih misterius. Setelah diselidiki, ternyata sumbernya adalah sebuah meteor yang melintasi langit sebelum akhirnya jatuh ke Laut Jawa. Artikel ini akan mengupas tuntas peristiwa unik ini, berdasarkan penjelasan dari para ahli astronomi, laporan warga, dan data yang tersedia.

**Pemicu Dentuman: Gelombang Kejut dari Meteor Masuk Atmosfer**

Menurut Thomas Djamaluddin, peneliti astronomi dan astrofisika dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), meteor yang melintas tersebut berukuran cukup besar. “Dentuman dan getaran yang dialami warga setempat merupakan hasil dari gelombang kejut yang tercipta ketika meteor besar itu memasuki atmosfer bumi dengan kecepatan yang sangat tinggi,” jelas Djamaluddin. Gelombang kejut ini, mirip dengan suara ledakan yang kuat, adalah efek fisik yang dihasilkan oleh tumbukan benda langit dengan atmosfer.

**Laporan dari Warga: Kengerian dan Keheranan**

Kejadian ini dengan cepat menjadi viral di media sosial, dengan banyak video yang menunjukkan cahaya terang yang melintas cepat di langit utara Jawa Barat sebelum menghilang. Berikut adalah beberapa laporan dari warga yang menjadi saksi mata:

* **Marzuki (Pangenan, Cirebon):** Warga Kecamatan Pangenan, Marzuki, mengaku mendengar dentuman keras sekitar pukul 18.30 WIB. Saat itu, ia sedang mengajar anak-anak membaca Al-Quran di musala. “Pintu dan jendela musala tiba-tiba bergetar keras. Anak-anak yang sedang mengaji berhamburan keluar dan berteriak. Saya juga kaget,” ujarnya. Awalnya, ia mengira kejadian itu disebabkan oleh gempa bumi, namun kemudian mengetahui bahwa sumbernya adalah meteor yang jatuh ke laut.
* **Husein (Gumulung Lebak, Greged, Cirebon):** Husein, yang tinggal di Desa Gumulung Lebak, melaporkan mendengar dentuman dan gemuruh saat berada di dalam rumah. Karena panik, salah seorang anggota keluarganya yang sedang hamil tua bersembunyi di bawah ranjang. “Semua panik, mengira itu gempa bumi. Soalnya, suaranya kencang dan bergemuruh,” ungkapnya.
* **Keheningan di Permukaan Laut:** Meskipun terjadi dentuman dan getaran yang signifikan, warga di pesisir tidak melaporkan adanya perubahan dramatis pada kondisi permukaan laut, seperti pasang surut yang tiba-tiba.

**Estimasi Ukuran Meteor: Sebanding dengan Apartemen Studio?**

Thomas Djamaluddin memperkirakan ukuran meteor yang jatuh di Laut Jawa memiliki diameter sekitar 3-5 meter. “Dengan diameter estimasi terbesar 5 meter, ukuran meteor Cirebon tersebut kira-kira setara dengan apartemen tipe studio dengan luas sekitar 20 meter persegi,” jelasnya. Analisisnya didasarkan pada data gelombang kejut yang tercatat oleh sensor BMKG dan laporan dentuman keras yang didengar warga. Ukuran ini diperkirakan lebih kecil dari meteor yang meledak di Bone, Sulawesi Selatan (2009) dan Chelyabinsk, Rusia (2013).

**Potensi Bahaya dan Dampak Ledakan**

Meskipun ukuran meteor diperkirakan tidak terlalu besar, para ahli mengingatkan bahwa benda langit yang jatuh dapat menimbulkan potensi bahaya. “Kedalaman [kawah] bisa sedalam setidaknya lima meter,” kata Djamaluddin. Selain itu, efek gelombang kejut yang dihasilkan dapat merusak bangunan dan menyebabkan cedera.

**Peristiwa Mirip di Masa Lalu: Ledakan di Bone dan Chelyabinsk**

Peristiwa ledakan meteor di Bone, Sulawesi Selatan (2009), menghasilkan daya ledak mendekati 50 kiloton TNT, atau tiga kali lebih besar dari ledakan bom atom di Hiroshima. Sementara itu, ledakan di Chelyabinsk, Rusia (2013), menyebabkan setidaknya 1.000 orang cedera akibat pecahan bangunan yang hancur.

**Hujan Meteor: Fenomena Alam yang Diprediksi**

Masyarakat seringkali mengenal fenomena “hujan meteor” sebagai hujan batu yang jatuh dari langit. Namun, sebenarnya fenomena ini merujuk pada peristiwa saat bumi melewati serpihan komet atau asteroid yang memasuki atmosfer. Serpihan-serpihan ini umumnya kecil dan mudah terbakar, sehingga tidak berbahaya.

**Seri Hujan Meteor di Indonesia: Oktober Mendatang**

Indonesia diperkirakan akan mengalami beberapa peristiwa “hujan” meteor sepanjang bulan Oktober mendatang, termasuk hujan meteor Draconid (8 Oktober), Taurid Selatan (10 Oktober), Delta Augurid (11 Oktober), Epsilon Geminid (18 Oktober), dan Orinid (21 Oktober).

**Perbedaan antara Meteor dan Meteorit**

Penting untuk membedakan antara meteor dan meteorit. Meteor adalah benda langit yang terbakar saat memasuki atmosfer bumi. Jika sebagian dari benda langit tersebut berhasil menembus atmosfer dan mencapai permukaan bumi, maka benda tersebut disebut meteorit.

**BRIN dan BMKG: Tidak Memiliki Alat Deteksi Benda Langit**

Sayangnya, BRIN dan BMKG tidak memiliki instrumen khusus untuk mendeteksi pergerakan benda langit yang masuk ke wilayah udara Indonesia. Hanya pecahan benda langit yang sangat kecil (seukuran pasir atau kerikil) yang sering terjadi.

**Kesimpulan**

Peristiwa dentuman dan getaran di Kuningan dan Cirebon merupakan fenomena alam yang menarik dan relatif jarang terjadi. Meskipun tidak terkait dengan “hujan” meteor yang diprediksi akan terjadi di Indonesia pada bulan Oktober, kejadian ini mengingatkan kita akan keberadaan benda langit yang terus-menerus melintasi ruang angkasa dan berpotensi memasuki atmosfer bumi.

**Kata Kunci:** Meteor, Kuningan, Cirebon, Gempa Bumi, Gelombang Kejut, BRIN, BMKG, Hujan Meteor, Astronomi, Astrofisika, Fenomena Alam, Laut Jawa.

Semoga revisi ini membantu! Saya telah berusaha untuk membuat artikel ini lebih informatif, menarik, dan dioptimalkan untuk mesin pencari (SEO) dengan menggunakan kata kunci yang relevan dan struktur yang mudah dibaca.