Wajib Tahu! 7 Tips Hemat Uang Saat Traveling ke Eropa – The Island Girl Adventures

## Hemat Ala Backpacker: 7 Tips Mengirit Biaya Traveling ke Eropa dari Pengalaman Empat Kali Jelajah Benua Biru

Bermimpi menjelajahi keindahan Eropa tanpa harus menguras isi dompet? Banyak yang bertanya bagaimana caranya menghemat uang saat berpetualang di Eropa. Sebagai traveler yang sudah empat kali merasakan langsung pesona Benua Biru, saya akan membagikan tips dan trik berdasarkan pengalaman pribadi. Bukan rahasia lagi bahwa tiket pesawat murah adalah kunci utama, namun mendapatkannya bukanlah perkara mudah, bahkan bagi saya sekalipun! Meskipun saya pernah beruntung mendapatkan tiket AirAsia Jakarta-Penang seharga Rp 200.000 (promosi untuk keberangkatan tahun berikutnya!), mendapatkan tiket pesawat murah ke Eropa bagaikan menemukan jarum di tumpukan jerami. Jadi, apa solusinya jika Anda tak selalu beruntung mendapatkan tiket promo “gledek”?

Berikut tujuh kiat jitu yang dapat Anda terapkan untuk menekan biaya perjalanan Anda ke Eropa:

**1. Strategi Cerdas Membeli Tiket Pesawat:**

Kuncinya adalah membeli tiket jauh-jauh hari, idealnya satu bulan sebelum keberangkatan, dan menargetkan musim low season, yaitu musim semi (Maret-Mei) dan musim gugur (September-November). Saya pernah mendapatkan tiket pulang-pergi Jakarta-Amsterdam seharga Rp 7,5 juta pada Mei 2016 dengan Turkish Airlines. Namun, pengalaman di tahun 2017 berbeda. Karena terlena oleh kesibukan, saya malah traveling ke Eropa saat musim dingin (akhir November – akhir Desember), dan harga tiket pun membengkak hingga Rp 10 juta! Tahun 2022 pun tak kalah menantang. Meski musim semi, tingginya permintaan pascapandemi membuat tiket Emirates Jakarta-Paris pulang-pergi mencapai Rp 11 juta. Kesimpulannya, perhatikan situasi dan kondisi terkini!

Sebagai alternatif, pertimbangkan maskapai budget seperti Scoot (rute Singapura-Athena). Saya pernah mendapatkan tiket seharga Rp 5 juta dengan maskapai ini. Namun, bagi perjalanan jarak jauh (long-haul flight), saya pribadi kurang merekomendasikan maskapai budget karena kenyamanan penerbangan selama 15 jam lebih terasa kurang, mulai dari kursi yang kurang ergonomis hingga jarak antar kursi yang sempit. Jauh berbeda dibandingkan dengan pengalaman saya naik Qatar Airways atau Emirates. Belum lagi biaya tambahan untuk makanan yang perlu dibeli terpisah. Meski demikian, jika menghemat biaya adalah prioritas utama, ini tetap bisa menjadi pilihan.

**2. Rute Perjalanan yang Tepat:**

Optimalkan rute perjalanan Anda. Fokus pada kota-kota besar yang ramai dikunjungi turis seperti Paris, Amsterdam, Zurich, Frankfurt, London, dan Milan. Beli tiket pesawat ke salah satu kota tersebut, lalu lanjutkan perjalanan ke kota lain menggunakan kereta atau bus. Jika waktu memungkinkan, eksplorasi lebih lanjut dengan mempertimbangkan keberangkatan dari Kuala Lumpur atau Singapura. Sebelum pandemi, tiket pesawat dari Kuala Lumpur ke Eropa seringkali lebih murah dibandingkan dari Jakarta.

**3. Mencari Akomodasi yang Terjangkau:**

Pilih akomodasi yang sesuai dengan budget. Saat masih sering traveling solo, saya lebih sering menginap di hostel. Selain harganya terjangkau, saya juga bisa berinteraksi dengan sesama traveler dan ikut berbagai tur yang diselenggarakan hostel. Hostelworld dan Booking.com menjadi platform andalan saya. Untuk perjalanan berdua, Airbnb menjadi pilihan karena menawarkan privasi kamar dengan harga yang hampir sama dengan hostel (bagi dua orang).

Anda juga bisa mencoba Couchsurfing, aplikasi yang menghubungkan Anda dengan penduduk lokal. Anda bisa meminta izin untuk menginap secara gratis di rumah atau apartemen mereka, bertukar budaya, dan berteman. Namun, bagi perempuan yang traveling sendirian, pastikan untuk mengecek ulasan host secara teliti dan memilih host perempuan atau keluarga. Selalu verifikasi akun media sosial mereka (Facebook/Instagram) untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Perlu diingat, Couchsurfing kini berbayar, dengan biaya keanggotaan sekitar Rp 45.000 per bulan. Saya sendiri sudah jarang menggunakannya karena lebih memilih kenyamanan hotel.

**4. Urutkan Visa Sendiri:**

Mengurus visa sendiri bisa menghemat biaya hingga Rp 1 juta (biaya agen). Memang membutuhkan waktu dan tenaga untuk mempersiapkan dokumen, tetapi Anda akan mendapatkan pengalaman berharga dalam prosesnya. Saya pernah menggunakan jasa agen dua kali di awal perjalanan, tetapi setelahnya saya mengurus visa Schengen dan visa Amerika sendiri.

**5. Lindungi Diri Anda dengan Asuransi Perjalanan:**

Asuransi perjalanan wajib dimiliki, terutama sebagai syarat pengajuan visa Schengen. Asuransi perjalanan melindungi kesehatan dan keselamatan Anda selama perjalanan. Saya selalu menggunakan SafetyWing karena cakupannya yang luas, termasuk perlindungan COVID-19, yang juga menjadi syarat visa Schengen. Cara pembeliannya pun mudah dan cepat melalui situs web mereka. Biaya asuransi selama 28 hari sekitar $42 (sekitar Rp 623.620), dan Anda bisa menyesuaikan durasi perjalanan. Yang menarik, jika traveling bersama keluarga, dua anak di bawah 10 tahun otomatis tercakup dalam asuransi.

**6. Bijak Mengatur Pengeluaran Makan:**

Ada berbagai cara untuk menghemat biaya makan. Beberapa orang membawa rice cooker dan bahan makanan dari rumah. Anda juga bisa membeli mi instan di supermarket Asia dan memasaknya di hostel atau apartemen. Saya biasanya membeli pasta dan saus dari supermarket lokal, atau beras dan telur untuk di masak sendiri. Roti dari bakery juga menjadi pilihan yang mengenyangkan dan terjangkau. Jika ingin menikmati kuliner Asia, siapkan budget lebih, karena harga makanan di restoran Indonesia atau Vietnam di Paris bisa mencapai 12-15 Euro per orang. Alternatif lain adalah makanan Timur Tengah (kebab, shawarma), makanan Yunani (gyros), atau Chinese food (nasi + 2 lauk) yang harganya lebih terjangkau (5-7 Euro).

**7. Pilih Transportasi yang Tepat:**

Eropa terkenal dengan sistem transportasi yang efisien. Untuk menekan biaya, pilih bus sebagai alternatif kereta. Bus lebih murah, meski membutuhkan waktu lebih lama dan berpotensi terjebak macet. Saya sering menggunakan FlixBus dan membelinya melalui aplikasinya karena jadwalnya lebih lengkap dibandingkan Omio. Omio sendiri berguna untuk membandingkan harga dan jadwal bus, kereta, dan pesawat.

Untuk perjalanan di Prancis, Ouigo (kereta budget) menjadi solusi tepat. Meski jumlah kereta lebih sedikit dibandingkan SNCF Connect, Ouigo jauh lebih terjangkau. Berkat Ouigo, perjalanan saya ke Eropa bulan April-Mei lalu lebih banyak menggunakan kereta daripada bus. Pesawat tetap menjadi pilihan jika jarak antar negara terlalu jauh.

Semoga tujuh tips di atas membantu Anda merencanakan perjalanan hemat ke Eropa. Jangan ragu untuk berbagi tips hemat lainnya di kolom komentar!

**(Tambahkan tautan ke video perjalanan Anda di Net TV dan YouTube di sini)**

**(Tambahkan bagian tentang peta perjalanan Anda seperti pada artikel asli)**